BANDAR LAMPUNG – Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin, memimpin Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Ke-79 Kementerian Agama (Kemenag) Tahun 2025, yang berlangsung di halaman Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Jumat (03/01/2024).
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Penjabat Gubernur Samsudin, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa penamaan “Hari Amal Bhakti” mencerminkan sikap rendah hati dan pengabdian luar biasa dari para pendahulu yang turut mewujudkan eksistensi Kementerian Agama.
Menag juga menyampaikan bahwa tema Hari Amal Bhakti Ke-79 Kemenag, yaitu “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas”, mencerminkan semangat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, sesuai dengan misi Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Hari Amal Bhakti Kemenag tahun ini mengusung tema ‘Umat Rukun Menuju Indonesia Emas’, yang merupakan bagian dari misi Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran. Tema ini mengingatkan kita bahwa Indonesia Emas hanya dapat terwujud jika umat hidup rukun dan harmonis. Sebaliknya, cita-cita itu sulit dicapai jika umat tidak rukun,” ungkap Menag.
Peringatan HAB tahun 2025 juga dihubungkan dengan komitmen seluruh jajaran Kementerian Agama untuk mendukung dan mengimplementasikan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa fokus utama mencakup penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia, serta meningkatkan toleransi antarumat beragama guna menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Menag menambahkan bahwa keberadaan Kementerian Agama sebagai lembaga negara merupakan jalan tengah antara pemisahan agama dan negara, serta integrasi agama dengan negara. Dalam pidato pertama Menteri Agama pada 4 Januari 1946, ditegaskan bahwa Kementerian Agama memiliki misi untuk menjaga kepentingan agama dan pemeluknya. Indonesia bukanlah negara agama, namun juga bukan negara sekuler. Negara memberikan tempat yang terhormat bagi agama dan masyarakat Indonesia yang religius.
“Meskipun Indonesia bukan negara agama, negara tetap menjamin kebebasan beragama dan beribadah bagi seluruh warga negara. Kementerian Agama bertugas menjaga nilai-nilai religiusitas masyarakat dan memastikan kerukunan antarumat beragama,” tegasnya.
Dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan bencana ekologis yang berujung pada kemiskinan, Menag menekankan pentingnya suara pemimpin agama dalam mengkampanyekan penyelarasan kehidupan harmonis dengan lingkungan dan alam. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden yang menekankan pentingnya peran agama dalam upaya pencegahan kerusakan iklim.
Selain itu, Menag juga menyoroti pentingnya pendidikan agama yang berkualitas. Menurutnya, pendidikan adalah kunci masa depan bangsa dan harus difasilitasi dengan sistem yang terjangkau dan berkualitas. Anak-anak yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia merupakan aset penting dalam menghadapi dinamika global. Menag juga menegaskan bahwa pemerintah akan mendukung program prioritas Pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti menyediakan makan bergizi gratis di lembaga pendidikan di bawah binaan Kementerian Agama.
Menag menegaskan komitmennya untuk terus melakukan reformasi birokrasi dan memperkuat meritokrasi dalam tata kelola organisasi. Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk mencegah korupsi di Kementerian Agama.
“Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, bahwa Kementerian Agama adalah lembaga yang bersih. Setiap kesalahan kecil akan terlihat jelas. Para pimpinan dan pegawai Kementerian Agama harus menjadi contoh dalam komitmen kejujuran dan pemberantasan korupsi,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Menag menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh mitra dan stakeholder Kementerian Agama yang telah bekerja sama dalam pembangunan di bidang agama dan kesejahteraan masyarakat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan agama dan kesejahteraan masyarakat. Mari kita terus berkolaborasi dan bekerja dengan niat ibadah untuk agama, bangsa, dan negara. Semoga kita dapat menjadi sahabat spiritual bagi umat sesuai kapasitas kita masing-masing,” pungkasnya. (Red)