JAKARTA – Kementerian Keuangan mencatat total penerimaan negara hingga April 2025 mencapai Rp 810,5 triliun, atau 27,5 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang berada di angka Rp 516,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa peningkatan penerimaan ini turut mendorong posisi fiskal kembali mencatat surplus Rp 4,3 triliun, atau setara 0,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, APBN mengalami defisit selama tiga bulan berturut-turut sejak awal tahun.
“Pada Januari hingga Maret, kita mengalami defisit karena adanya beberapa tekanan pada penerimaan pajak, seperti restitusi dan penyesuaian perhitungan tarif efektif. Namun, kondisi membaik pada April,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (23/5).
Rincian Penerimaan Negara per April 2025:
-
Penerimaan Pajak: Rp 557,1 triliun (25,4% dari target)
-
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai: Rp 100 triliun (33,1% dari target)
-
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP): Rp 153,3 triliun (29,8% dari target)
Realisasi Belanja Negara:
-
Total Belanja Pemerintah Pusat: Rp 546,8 triliun (20,2% dari target)
-
Belanja Kementerian/Lembaga: Rp 253,6 triliun (21,9%)
-
Belanja Non-Kementerian/Lembaga: Rp 293,1 triliun (19%)
-
-
Transfer ke Daerah: Rp 259,4 triliun (28,2% dari pagu Rp 919,9 triliun)
Dengan capaian tersebut, pemerintah optimistis menjaga stabilitas fiskal sembari terus mendorong belanja yang produktif, khususnya pada sektor prioritas untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.