SURABAYA – Empat orang debt collector mengungkapkan permohonan maaf atas aksi premanisme yang mereka lakukan di Markas Kodam V/Brawijaya, Surabaya, pada Selasa (8/4). Dalam aksi tersebut, mereka mencoba menarik satu unit mobil Suzuki Ertiga.
Aksi tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video itu, mereka bahkan mengklaim memiliki bekingan seorang perwira menengah TNI.
Pada Sabtu (12/4), para debt collector tersebut menyampaikan permohonan maaf atas tindakan mereka.
“Kami berempat ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga memohon maaf kepada Mayor Cpm Juni, yang dalam video disebut-sebut sebagai bekingan kami dan yang konon memfasilitasi kami untuk melakukan aksi di Kodam Brawijaya. Kami tegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks dan tidak benar,” ujar salah satu debt collector, Stefanus Pale, dalam video permohonan maaf yang dibagikan oleh Penerangan Kodam (Pendam) V/Brawijaya, Sabtu (12/4).
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Stefanus menambahkan, “Kami menyatakan bahwa ini adalah kegiatan terakhir kami, dan kami tidak akan mengulangi lagi aksi serupa di wilayah Kodam V/Brawijaya maupun di Kodam-Kodam lain di seluruh Indonesia.”
Kapendam Brawijaya, Kolonel (Kav) Donan Wahyu Sejati, menjelaskan bahwa Mayor Cpm Juni memang berdinas di Kodam Brawijaya, namun ia tidak terlibat dalam kegiatan para debt collector tersebut.
“Dalam video permohonan maaf tersebut, Stefanus Pale ternyata berbohong saat mengklaim telah berkoordinasi dengan rekan-rekannya dalam menjalankan aksi premanisme mereka,” tegas Kolonel Wahyu.