Microsoft PHK Lebih dari 6.000 Karyawan, Jadi Gelombang Terbesar Kedua Sejak 2023

Microsoft kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 6.000 karyawan, yang mencakup sekitar tiga persen dari total tenaga kerjanya secara global. Langkah ini menjadi gelombang PHK terbesar kedua sejak tahun 2023, ketika perusahaan memberhentikan sekitar 10.000 karyawan.

Kebijakan PHK tahun 2025 ini diperkirakan berdampak luas ke berbagai lini bisnis Microsoft, termasuk anak perusahaannya seperti LinkedIn serta beberapa kantor di luar negeri.

“Kami terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan agar tetap kompetitif di pasar yang terus berubah,” ujar juru bicara Microsoft, Pete Wootton, seperti dikutip dari The Verge. Ia juga menambahkan bahwa dampak PHK ini dirasakan di semua level organisasi.

PHK kali ini muncul beberapa minggu setelah Chief Financial Officer Microsoft, Amy Hood, menyiratkan rencana untuk merampingkan struktur manajemen perusahaan. Langkah ini diperkirakan memangkas sejumlah jabatan manajerial.

Gelombang PHK terbaru ini terjadi lebih dari satu tahun setelah Microsoft memecat 1.900 karyawan dari divisi Activision Blizzard dan Xbox. Pada Mei 2024, Microsoft juga menutup beberapa studio game, termasuk Tango Gameworks (pengembang Hi-Fi Rush) dan Arkane Austin (pengembang Redfall). Namun, Tango Gameworks berhasil melanjutkan operasionalnya berkat kerja sama dengan perusahaan game Krafton.

Selain itu, perusahaan juga memangkas 650 posisi di divisi Xbox pada September 2024 sebagai bagian dari restrukturisasi pasca-akuisisi Activision Blizzard. Sekitar 1.000 karyawan dari tim HoloLens dan layanan cloud Azure juga terdampak PHK pada Juni 2024.

Tinggalkan Balasan