Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung bersama Lampung Sai dan Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) menggelar tradisi ‘Lampung Blangikhan’ di Kolam Renang Pahoman, Enggal. Tradisi ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadan.
Blangikhan, atau Blangiran, merupakan tradisi adat Lampung yang melambangkan penyucian diri sebelum memasuki Ramadan. Ritual ini dilakukan dengan mandi menggunakan air langir dari tujuh sumber mata air, bunga tujuh rupa, daun pandan, jeruk nipis, serta setangkai padi, yang melambangkan kesucian, ketentraman, dan kerukunan.
Kegiatan dimulai dengan pembacaan doa, pemecahan kendi berisi air dan bunga, serta prosesi siraman bagi para muli mekhanai sebelum akhirnya mandi bersama di kolam. Tahun ini, Blangikhan menjadi lebih istimewa dengan kehadiran empat mahasiswa asing dari Yaman, Jepang, dan Kamboja yang turut serta dalam prosesi.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy SM, Gubernur Lampung menekankan bahwa Blangikhan bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol kekayaan budaya dan kearifan lokal yang diwariskan leluhur.
“Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik, rasa syukur, dan persiapan menyambut Ramadan dengan hati yang suci dan penuh keikhlasan,” ujarnya.
Gubernur menegaskan bahwa Blangikhan merupakan upaya untuk menjaga budaya Lampung agar tetap hidup dan berkembang, khususnya di kalangan generasi muda. Ia juga mengajak masyarakat untuk terus melestarikan tradisi ini agar dikenal luas hingga ke mancanegara.
“Melalui Blangikhan, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga budaya ini tetap lestari. Tradisi ini mencerminkan kebersamaan, gotong royong, dan saling menghormati, yang merupakan nilai-nilai kehidupan masyarakat Lampung,” tambahnya.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini dan berharap agar Ramadan menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan kepedulian sosial.
Sementara itu, Ketua Umum MPAL dan Ketua Harian DPP Lampung Sai, Rycko Menoza SZP, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini.
“Kami bahagia melihat antusiasme masyarakat. Tanpa dukungan dari Pemerintah Provinsi Lampung dan berbagai pihak, acara ini tidak akan berjalan lancar,” ujarnya.
Rycko berharap bahwa Blangikhan dapat menjadi daya tarik wisata yang memperkenalkan budaya Lampung kepada dunia serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini membuat Lampung semakin dikenal luas dan menarik lebih banyak wisatawan, sehingga dapat meningkatkan ekonomi daerah,” harapnya.